Sampireun

Saya suka pergi ke danau. Ya, tentu saja  karena rumah saya berada masih di sekitar Danau Rawa Pening di Jawa Tengah. Nah, kali ini pengalaman saya mencoba resort dengan view danau adalah ketika saya mengunjungi resort di Sampireun yang terletak di Desa Ciparay, Samarang, Garut.

Sampireun sendiri adalah sebuah telaga di daerah Samarang, Garut yang hingga saat ini masih dikeramatkan penduduknya. Nah lho.. Gimana ceritanya danau keramat tapi ada resort di dalamnya. Tentu saja ini soal penggabungan konsep tradisional dan modern. Secara tradisional, pembangunan resort yang modern di tahun 1999 itu tidak ingin mengubah wajah asli telaga Sampireun. Maka dibangunlah cottage ramah lingkungan mengelilingi danau yang luasannya kira kira 1 ha.

Kalau menurut saya sih, suasana yang ada di Sampireun bener bener adem. Sepoi angin diantara dedaunan, juga teduhnya pepohonan yang menaungi jalan jalan setapak sekitar cottage. Ademnya bikin betah. Telaganya pun masih dijaga sehingga tidak ada sampah mengapung meskipun sebuah bungkus permen sekalipun. Bangunannya yang terbuat dari kayu dan bambu juga bikin suasana jadi asri. Interior di dalamnya juga mengikuti standar pelayanan minimum hotel -entah bintang berapa itu- dengan menyajikan pelayanan untuk para pelancong yang rata rata keluarga ayah ibu kakek nenek cucu cicit yang ingin menghabiskan waktu liburan mereka dengan menginap di hotel dekat danau. Tak hanya liburan untuk keluarga, banyak juga acara seperti outbond atau meeting dari berbagai kantor diselenggarakan disini. Kerjaan berbalut liburan. Kira kira begitu.

Pengunjung cottage yang baru datang akan disuguhi bandrek. Kemudian pengunjung akan diantar ke cottagenya. Bisa jalan kaki mengelilingi jalan setapak sekitar danau atau berperahu menuju cottage. Semuanya seru. Serabi terhidang di meja pagi hari. Kalau sore, katanya sih ada pertunjukan calung yang dimainkan oleh penduduk sekitar. Keesokan paginya, kita bisa makan surabi yang lewat di depan cottage sambil menikmati hangatnya mentari yang memantul ke telaga.

Oh ya, jangan coba coba berenang di danau. Ada larangan untuk berenang karena tidak ada petugas penyelamat yang bisa membantu jika terjadi hal hal tidak diinginkan (baca: tenggelam). Ketika menggunakan sampan pun, pengunjung (sangat disarankan) menggunakan coat sebagai alat safety.

Hingga saat ini, warga desa dan pengelola resort setempat melakukan tradisi tahunan yakni bedah balong yang artinya mengeringkan telaga Sampireun. Danau yang luasannya tidak begitu besar (tapi lumayan juga capeknya kalau harus menguras segitu danau. Hehe) setiap tahun dibersihkan dengan upacara khusus dipandu tetua tetua adat setempat. Konsep inilah yang dijual kepada masyarakat. Kalau tidak salah sih tahun 2017 dilaksanakan sebelum memasuki bulan Puasa. Sayangnya saya nggak tahu kalau ada even tersebut jadi nggak ada poto poto telaga dalam keadaan kering.

Kalau ada yang ingin saya harapkan, tentu saja: nonton Bedah Balong. Meski entah kapan. 😀

Leave a comment